Berbagi untuk semua akan lebih indah

Wednesday, 3 December 2014

Memahami Pikiran Dan Perasaan Orang Lain

Memahami Pikiran Dan Perasaan Orang Lain

Memahami Pikiran Dan Perasaan Orang Lain - Pikiran adalah hasil dari berpikirnya manusia. Namun apa yang disebut dengan berpikir itu ? Banyak menyatakan bahawa orang berpikir ketika ia menghadapi masalah. Sekilas pernyataan ini tidak ada yang salah. Pernahkan kita ketika dalam keadaan benar-benar sadar berhenti berpikir. Tentu tidak pernah. Setiap saat kita senantiasa berpikir. Kalau setiap saat kita selalu berpikir, padahal tadi kita mendefinisikan berpikir adalah upaya untuk memecahkan masalah, dengan demikian apakah manusia senantiasa menghadapi masalah sehingga tidak pernah benar-benar berhenti berpikir. Kalau begitu apa beda suatu dikatakan masalah dan tidak? ? ? ? ? 
  • Orang berfikir karena ada masalah
  • Orang tidak pernah berhenti berfikir
  • Maka orang senantiasa berhadapan dengan masalah
  • Kalau orang senantiasa menghadapi masalah yang terus menerus, ia tidak pernah merasakan kondisi tanpa masalah
  • Kalau begitu apa bedanya masalah dengan bukan masalah
Dari pernyataan di atas kita tahu ada satu kesalahan yang berputar. Maka kita harus kembali pada fakta.Satu-satunya pernyataan yang tidak disangsikan kebenarannya adalah "Orang tidak pernah berhenti berfikir".

Mekanisme Kerja Pikiran 

Mekanisme kerja pikiran sebenarnya tidak berbeda dengan perasaan. Perbedaannya hanya terletak pada prinsip kerjanya. Kalau perasaan menggunakan prinsip kerja berdasarkan kesenangan maka pikiran menggunakan prinsip kerja kelogisan/benar-salah.  Apa yang dipikirkan itu tidak berhubungan dengan enak-tidak enak, nikmat-tidak nkmat, atau senang-tidak senang, namun berbicara tentang benar-salah , baik-buruk. Lantas bagaimana dengan orang yang lebih memilih satu hal yang salah meski ia tahu itu adalah salah? Seperti ketika orang mencuri, melacur, membunuh dan menganiaya, sebenarnya ia tahu bahwa itu adalah perbuatan yang salah tapi mengapa tetap dipilih sebagai respon. Mekanisme kerja perasaan anda pasti bisa menjawab, penyebabnya adalah karena ada interupsi dari perasaan. Orang tersebut tidak memilih kebenaran tapi kesenangan. Dengan melakukan perbuatan yang sakah mereka merasakan kesenangan atau kepuasan. Jadi pikiran dan perasaan dapt saling mengintervensi proses alamiah masing-masing fungsi jiwa tersebut.

Pengertian Perasaan 

Beberapa teori psikologi menyebut perasaan sebagai segala sesuatu yang kita rasakan. Tapi coba perhatikan contoh berikut ini. "Sakit hatiku mendengar kata-katamu!" dan "Sakit telingaku saat kau berteriak keras didekat telingaku" Kata "Sakit" dari dua contoh di atas jelas memiliki pengertian yang berbeda meski sama-sama berdimensi rasa. 

Rasa sakit pada pernyataan pertama tidak bersifat fisiologis. Maka kalau ditanya dimana letak sakit itu, kita tidak bisa menyebut secara pasti, orang-orang menyimbolkan letak sakit itu berada dihati. Sedangkan pada kata sakit pernyataan yang kedua bersifat fisiologis, karena itu kalau kita ditanya dimana letak rasa sakit itu, kita bisa menyebut telinga, karena rasa sakit itu memang berada ditelinga.

Kedua kata "sakit" diatas sama-sama berbicara tentang rasa tapi dalam dimensi yang berbeda. Yang satu berdimensi psikologis (kejiwaan) dan yang satu berdimensi psikologis (fisik). Dapat kita tebak, manakah yang disebut perasaan? Ya. Jawabannya adalah yang pertama.

Ada perbedaan yang mendasar antara rasa yang dirasakan oleh perasaan dan yang dirasakan oleh fisik. Jika kita menusuk tangan 10 orang dengan menggunakan jarum, maka kesepuluh orang tersebut akan merasakan sakit pada tangan mereka. Tapi berbeda, jika kita hadapkan satu peristiwa, taruhlah contoh peristiwa meninggalnya ayah, pada 10 orang yang berbeda. Pasti setiap orang akan merasakan sesuatu yang berbeda, ada yang histeris dan ada yang biasa. Jadi perasaan adalah salah satu fungsi merasa bagi jiwa, seperti perasaan marah,sedih, bahagia, gembira, malas, bosan dan sebagainya. Sedangkan rasa sakit seperti pada kulit yang terluka, bau harum, suara yang memekakkan telinga atau rujak yang pedas bukanlah fungsi perasaan, tetapi fungsi indrawi.

Ciri Khas Perasaan

  • Subyektif
Kesukaan seseorang terhadap tempe hangat, termasuk jika dibandingkan dengan ayam goreng, terkesan tidak obyektif. Dari tinjauan nilai gizi jelas ayam lebih bergizi. Secara obyektif seharusnya ayam lebih dipilih daripada tempe hangat. Tapi bagi orang itu beda. Baginya tempe lebih punya "taste". Orang itu tidak pedulu orang lain mau bilang apa. Sanagt mungkin setiap orang memiliki selera perasaan yang berbeda-beda. Terserah dia secara subyektif.
  • Mudah Berubah
Apa yang kita benci hari ini, bisa jadi menjadi kita sukai keesokan hari. Apa yang anda rasakan saat ini ketika membaca buku ini akan berubah ketika anda membacanya kembali di lain waktu. Nasi goreng yang terasa nikmat saat kita sarapan sangat mungkin membisankan bagi kita kalau kita memakan menu yang sama siang harinya. Begitulah perasaan kita senantiasa berubah-ubah. Namun kadar perasaan itu sangat dipengaruhi oleh prosesnya.
  • Tidak Berdiri Sendiri
Perasaan tidak bisa muncul tanpa adanya stimulasi atau berhubungan dengan proses jiwa yang lain. Perasaan baru muncul ketika kita melakukan pengamatan, atau berfantasi atau berpikir, atau ketika mengindra. Perasaan tidak akan merasakan apa-apa jika tidak ada stimulus apapun.
  • Mengandung Penilaian
Dalam merasa sebenarnya kita membandingkan dengan perasaan-perasaan yang pernah kita rasakan sebelumnya, sebelum kemudian kita menilai. Ini menyenangkan atau tidak menyenangkan. Apa yang menyenangkan bagi seseorang belum tentu menyenangkan bagi orang lain. Seseorang mungkin sangat menyenangi uang karena pernah merasakan nikmatnya punya uang atau karena menderitanya orang tidak punya uang.
  • Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan
Perasaan tidak memilih apa yang benar-salah atau baik-buruk. Ia hanya memilih berdasar prinsip kesenangan. Mana yang menyenangkan bagi jiwa tiu yang selalu ia pilih. Perasaan tidak pernah memilih jalan penderitaan. Setiap penundaan terhadap kesenangan akan menimbulkan penderitaan, karen aitu ia bersifat hedon.

Cara Bekerjanya Perasaan

Perasaan menjelaskan proses bekerjanya  perasaan tidak bisa diamati pada kasus remaja atau orang dewasa, karena pilihan-pilihan atau respons-respons remaja dan orang dewasa sudah mengalami kompleksitas yang luar biasa. Maka untuk mengamati cara kerja perasaan adalah dengan melihat anak kecil yang asumsinya pola merespons dia belum menggunakan pikiran dan nilai secara maksimal.


Begitulah Memahami Pikiran Dan Perasaan Orang Lain secara alamiah perasaan akan mengarahkan manusia pada pilihan yang membahagiakan, tapi interupsi pikiran dapat merubah alur alamiah ini. Sehingga respons-respons kita terhadap stimulasi tidak hanya mengikuti arahan perasaan saja. Maka kita juga perlu mengetahui bagaimana cara bekerjanya pikiran sehingga kita juga dapat mengetahui kapan pikiran akan menginterupsi arahan perasaan itu.

Memahami Pikiran Dan Perasaan Orang Lain Rating: 4.5 Diposkan Oleh: arkana